culturamagzAvatar border
TS
culturamagz
Ms. Marvel Finale Review - Awal Bagi Kamala Khan sebagai Ms. Marvel dalam MCU


“Ms. Marvel” akhirnya telah mencapai episode finale. Jika episode sebelumnya didominasi dengan flashback Aisha, Kamala akhirnya kembali ke New Jersey dan menghadapi takdir berikutnya. Kamran dan Bruno sedang lari dari kejaran Damage Control, Kamala pun tak tinggal diam untuk menyelamatkan mereka. Bukan menjadi akhir kisah Kamala Khan sebagai superhero Muslim pertama, “Ms. Marvel” Finale justru menjadi awal kisah Kamala di MCU.

“Ms. Marvel” telah menjadi serial Marvel yang menemani kita kurang lebih selama sebulan belakangan. Semenjak episode pertama, telah dibawa ke dalam dunia Kamala Khan sebagai remaja penggemar Captain Marvel dengan latar belakang fresh dalam semesta Marvel. Menjadi representasi dari kaum minoritas di Amerika Serikat dengan kemasan yang semarak dan remaja banget. Kita pun cukup relate dan familiar dengan Kamala yang tinggal di komunitas Muslim.

Transformasi Kamala Khan sebagai Ms. Marvel

Secara keseluruhan, “Ms. Marvel” telah menjadi sekuen panjang Kamala Khan hingga Ia menjadi Ms. Marvel. Kita bahkan baru mendapatkan wujud dan nama superhero Kamala pada episode terakhir. Selama lima episode sebelumnya, serial ini mengajak kita untuk mengenal Kamala seutuhnya sebagai remaja Pakistan di New Jersey. Hingga menyimak sejarah keluarganya yang merupakan keturunan Clandestine.

Baca Juga: Thor: Love and Thunder Review - Awal Petualangan Baru Dewa Petir

“Ms. Marvel” memiliki perkembangn kisah Kamala yang terasa diulur-ulur. Naskah seperti ini bisa sebetulnya bisa dieksekusi sebagai sajian film yang lebih ringkas. Namun, Marvel Studio harus bertaruh besar untuk merilis film debut superhero baru di zaman sekarang. Baik mempertimbangkan trend, hingga situasi bisnis bioskop pada umumnya.

Konten Sensitif


Eksekusi debut superhero dalam format weekly series telah menjadi zona aman bagi Marvel Studio. Namun, sayang saja “Ms. Marvel” dengan panjang enam episode terlalu bias pada Kamala Khan. Materi khas Marvel dalam mengungkap Clandestine, Dimensi Noor, hingga sindikat Red Dagger, terasa cukup minim.

Tiba di “Ms. Marvel” Finale baru menjadi ajang pertunjukan Kamala Khan sebagai Ms. Marvel. Kita juga sudah diberi petunjuk potensi bercabangnya kisah Ms. Marvel dengan cabang franchise dalam MCU lainnya. Kita bisa melihat potensi besar berkembangnya “Ms. Marvel”. Serial debutnya yang terasa seperti bagian kecil dari sesuatu yang besar.

Najma dan Damage Control sebagai Antagonis Lemah

Bicara tentang Najma, kita tidak bisa mengungkit komplotan Clandestine-nya. Sayang sekali, sebagian dari mereka sangat mudah dilupakan. Najma saja masih kurang dieksplorasi karakternya dan motivasinya sebagai antagonis. Padahal kemunculan pertamanya di episode 2 sudah sempurna sebagai penutup episode.

Kita juga kembali mempertanyakan seberapa besar keinginan untuk mewujudkan misinya. Pada akhir episode 5, Ia tampak tidak mengalami dilema besar untuk menyerah pada motivasinya selama ini.

Ancaman untuk Kamala dan siapa pun yang berpihak padanya juga datang dari Damage Control. Lembaga yang melihat remaja dengan kekuatan sebagai ancaman di masyarakat. Kemunculan mereka hadir dengan penokohan satu dimensi yang sudah basi di skenario superhero. Bertindak sopan di rumah ibadah suatu komunitas hingga memburu Kamala dengan misi pengepungan yang kasar. Seperti yang disebutkan sebelumnya, “Ms. Marvel” terlihat bias pada pengembangan karakter Kamala Khan saja.

Representasi Kaum Minoritas dan Drama Keluarga yang Menyentuh

Representasi tampaknya sedang  marak di dunia showbiz beberapa tahun belakangan, terutama di media Amerika. Kamala Khan menjadi superhero yang kemunculannya lebih berkesan jika dibandingkan oleh Peter Parker atau Kate Bishop, karena latar belakangnya yang fresh di MCU. Sebagai kita yang sangat familiar dengan komunitas Muslim, berbagai referensi agama dalam film ini jelas sangat menghibur. 

Baca Juga:The Boys - Drama Satir Superhero yang Mendominasi Negara dengan Kapitalisme

Mempengaruhi gaya humor, referensi budaya, hingga lingkungan dimana karakter tumbuh besar. Bagi kaum minoritas di Amerika, kisah Kamala juga mewakili perjuangan para imigran yang ingin membaur dengan masyarakat.



Terlalu banyak kisah tragis dan duka dalam MCU belakangan ini. “Ms. Marvel” telah menjadi suguhan yang penuh dengan nilai positif dan optimisme. Interaksi Kamala dengan sahabat dan keluarganya menjadi drama yang menyentuh hati. Bahkan terasa dekat dengan rumah, terutama kita yang masih memeluk budaya ketimuran. 

Identik dengan orang tua yang overprotective, religius, dan berorientasi dengan komunitas. Skenario Kamala memiliki misi menyelamatkan keluarganya sebelum menyelamatkan dunia, menjadi sentuhan yang sudah jarang kita temukan dalam kisah superhero dewasa ini.

Pada akhirnya, “Ms. Marvel” mungkin bukan serial terbaik MCU secara umum. Namun jelas menyajikan materi yang baru dan menjadi panggung representasi yang cukup monumental. “Ms. Marvel” bisa di-streaming episode lengkapnya di Disney+ Hotstar.

Bagaimana pendapat kalian yang sudah menonton "Ms. Marvel" sampai habis? Apa keunggulan dan mungkin ada kekurangan menurut kalian?

Kunjungi Cultura.id untuk review lengkap setiap episode "Ms. Marvel" dan review judul-judul MCU lainnya!
spay21Avatar border
spay21 memberi reputasi
3
1.6K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan