Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

brewclawAvatar border
TS
brewclaw
Rupiah Sudah di Atas Rp 15.000! Apa Respons BI !?


CNBC Indonesia - Kurs rupiah sempat bergerak stagnan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan, tapi kemudian terkoreksi hingga di pertengahan perdagangan Kamis (21/7). Kini, rupiah diperdagangkan di atas level Rp 15.000/US$.
Melansir Refinitiv, rupiah pada sesi pembukaan perdagangan bergerak stagnan di Rp 14.985/US$. Kemudian, rupiah berbalik arah menjadi terkoreksi 0,23% ke Rp 15.019/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Indeks dolar AS yang mengukur kinerja greenback di hadapan 6 mata uang dunia lainnya, terpantau melemah 0,21% ke posisi 106,84. Kian menjauhi rekor tertingginya pada pekan lalu di 109,29.

Namun, pergerakan dolar AS tetap ditopang oleh prediksi bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuannya di pertemuan selanjutnya pada 26-27 Juli, serta potensi resesi yang kian nyata membuat dolar AS semakin menarik sebagai mata uang safe haven.

Semua perhatian investor akan terfokus pada pengumuman keputusan kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI) yang akan dirilis siang hari ini.

Poling yang dihimpun CNBC Indonesia dari 14 institusi menunjukkan pasar menjadi terbelah dua, di mana sebagian memperkirakan adanya kenaikan sedangkan sebagiannya lagi menilai bahwa BI akan mempertahankan suku bunga acuannya.

Nilai tukar rupiah telah menanggung beban terbesar, dan sebagian besar penjualan tersebut menjadi respons terhadap kenaikan imbal hasil (yield) Treasury dan menguatnya dolar AS.

Secara year to date, rupiah telah terkoreksi sebanyak 5,1% terhadap dolar AS dan sebanyak 2,2% penurunan tersebut berasal dari kinerjanya di Juni. Bahkan pada hari ini, rupiah kembali diperdagangkan di atas level Rp 15.000/US$.

Seperti yang diwartakan Reuters, kini bank sentral Asia berlomba mengejar ketinggalan untuk mengatasi kenaikan inflasi dan menstabilkan mata uang yang melemah. Analis memprediksikan Indonesia sebagai 'merpati' terakhir yang tersisa di negara berkembang Asia untuk meyakinkan investor bahwa Indonesia dapat mengatasi inflasi.

Pekan lalu, Singapura dan Filipina telah mengejutkan pasar dengan pengetatan yang tak terjadwal menggarisbawahi meningkatnya urgensi di antara bank sentral untuk bertindak.

Diketahui, peso Filipina telah anjlok 10% di sepanjang tahun ini dan turun dari level terendah 17 tahun di 56,53 dan yield obligasi melonjak 200 basis poin sejak awal tahun. Memang, Filipina jauh lebih rentan karena defisit transaksi berjalan dan ketergantungan pada sektor pariwisata.

"Indonesia sebagian besar mampu menahan kenaikan suku bunga. Tapi saya sebenarnya berpikir mereka akan menaikkan ... hanya karena semua orang sudah melakukan pengetatan," kata Nicholas Mapa, ekonom senior di ING dikutip Reuters.

Senada, analis UOB Enrico Tanuwidjaja dan analis OCBC Wellian Wiranto juga berpendapat bahwa saat ini ruang untuk menjaga kebijakan moneter yang mendukung pertumbuhan akan segera berakhir. Dan kini RI menghadapi lanskap kebijakan moneter global yang jauh lebih ketat, tentunya ada paksaan bagi bank sentral untuk menaikkan suku bunga.

Jika BI menaikkan suku bunganya hari ini, tentunya hal tersebut akan menjadi angin segar bagi pergerakan rupiah yang kini sudah menyentuh di atas level Rp 15.000/US$.

Baca juga :
- Rekor! Kurs Dolar Singapura Nyaris Tembus Rp 10.800
- Breaking: Rupiah Tembus Rp 15.025/US$ Jelang Pengumuman BI

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market...pa-respons-bi/

Kapan ya nilai Rp.1 bisa setara $15.000 ? emoticon-frog
extreme78Avatar border
agam69Avatar border
marooniaAvatar border
maroonia dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.4K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan