Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

D.D.o.SAvatar border
TS
D.D.o.S
Viral Video Ba'asyir Sebut Pemerintah Tagut Usai Nyatakan Menerima Pancasila

Solo - Pendiri Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Ustaz Abu Bakar Ba'asyir kembali diterpa isu negatif setelah pengakuannya terhadap Pancasila sebagai dasar negara. Abu Bakar Ba'asyir kini viral disebut mengkhianati Pancasila.

Dalam sebuah video, Abu Bakar Ba'asyir menyebut pemerintah Indonesia adalah tagut karena tidak menjalankan syariat Islam. Ceramah tersebut dilakukan di hadapan alumni Ngruki dalam rangkaian acara 50 tahun Ponpes Al-Mukmin, Sabtu (20/8) lalu. Dalam tayangan tersebut tidak utuh, memang memperlihatkan pernyataan Ba'asyir dipotong-potong.

"Tagut artinya yang selalu melampaui batas, menolak hukum Islam. Semua pemerintah yang tidak mengatur negara dengan hukum Islam itu tagut, termasuk pemerintah Indonesia ini tagut. Mudah-mudahan pegawai negeri yang hadir ini supaya mengerti," kata Ba'asyir dalam video yang viral itu.

"Karena apa? Mereka menolak Indonesia ini diatur dengan hukum Islam. Nggak ada gunanya kalau tujuannya tidak merubah Indonesia menjadi negara yang diatur dengan hukum Islam. Meskipun mati semua nggak apa-apa. Pemerintah yang melarang hukum Islam itu penjajah," ujarnya.

Dia juga menyampaikan sistem demokrasi adalah buatan orang kafir. Video viral juga menunjukkan saat Ba'asyir mengatasnamakan dirinya teroris.

"Malah yang aneh sekarang ini mulai Sukarno hukum tauhid dibuang tapi hukum syirik ditegakkan yaitu demokrasi, itu syirik besar buatan orang kafir demokrasi," kata Ba'asyir.

"Ya memang saya teroris, katakan betul saya teroris," ujarnya dalam potongan berikutnya.

Ba'asyir kemudian mengajak seluruh alumni untuk berjuang menegakkan Islam. Bahkan alumni diajak menyampaikan hal tersebut kepada masyarakat, termasuk polisi.

"Jadi semua alumni Al-Mukmin ini saya ajak untuk berjuang mati-matian menegakkan Islam supaya kita bisa mengamalkan Islam secara berjamaah. Itu kan arah-arah perjuangan kita mengamalkan Islam secara berjamaah dalam bentuk khilafah, jadi daulah dan khilafah," kata dia.

"Kepada semua alumni Al mukmin ini mohon menerangkan ini kepada masyarakat kalau perlu kepada polisi juga terangkan," imbuhnya.

"Menegakkan Islam yang sebenarnya, sekali lagi Islam harus berkuasa tidak boleh dikuasai. Bagi kami negara kami Indonesia ini harus diatur dengan hukum Islam dan itu harga mati," kata Ba'asyir.

Putra Abu Bakar Ba'asyir, Abdul Rochim Ba'asyir atau akrab disapa Iim, membenarkan bahwa Ba'asyir hadir dan memberikan ceramah di acara reuni itu. Namun dia memastikan video yang beredar telah dipotong-potong sehingga menimbulkan persepsi negatif.

"Yang viral itu dipotong-potong. Ada pihak yang tidak bertanggung jawab memotong untuk memberi kesan sesuai apa yang dia inginkan," kata Iim saat dihubungi detikJateng, Selasa (30/8/2022).

Menurutnya, Abu Bakar Ba'asyir memang menginginkan Indonesia diatur sesuai syariat Islam. Namun hal tersebut masih dalam dalam konteks sesuai Pancasila.

"Pada prinsipnya beliau ingin negara kita diatur syariat Islam, dan itu tidak bertentangan dengan Pancasila. Maksud dari kalau ada yang menolak itu maka disebut tagut, itu karena mengkhianati Pancasila sendiri, mengkhianati negara sendiri yang memberi kebebasan umat Islam menjalankan syariatnya," ungkapnya.

Sebelumnya, Abu Bakar Ba'asyir telah menyatakan menerima Pancasila dan NKRI. Dia bahkan juga menggelar upacara 17 Agustus di pesantrennya. Upacara itu baru pertama kalinya digelar sejak pesantren itu berdiri.

ABU BAKAR BAASYIR
ternyata belum sepenuhnya bertobat, emoticon-Big Grinemoticon-Ngacir
xneakerzAvatar border
gagal.jadi.nabiAvatar border
aloha.duarrAvatar border
aloha.duarr dan 12 lainnya memberi reputasi
13
2.7K
52
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan