Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Joko.LeeAvatar border
TS
Joko.Lee
'Kiamat' Ada di Mana-mana, Waktu Kehancuran Bumi Makin Dekat?

Foto: Situasi dunia saat ini bahkan disebut-sebut sudah menjadi tanda-tanda kiamat.


Dalam beberapa waktu terakhir, perbincangan mengenai kiamat tengah ramai dibicarakan. Bahkan, ramalan soal kiamat kerap kali muncul ke telinga publik.

Lantas, seberapa dekat dunia dengan kiamat?

Bulletin, sebuah organisasi non-profit telah membuat jam imajiner bernama Doomsday Clock atau jam kiamat. Jam kiamat ini dibuat pertama kali tahun 1947. Yakni hasil kerja sama BAS, lembaga yang didirikan Albert Einstein, serta para mahasiswa Universitas Chicago.

Saat pertama kali dibuat, jam itu diatur 7 menit sebelum tengah malam. Namun seiring berjalannya waktu jam telah diatur beberapa kali mendekati dan menjauh dari waktu kiamat atau tengah malam.

Perhitungan itu berdasarkan berbagai aspek. Mulai dari bahaya nuklir dan perubahan iklim, serta penyebaran disinformasi dunia maya hingga teori konspirasi yang membuat adanya perang nuklir.

Saat ini kam Kiamat masih menunjukkan waktu yang sama dalam tiga tahun berturut-turut. Panel ahli dalam Buletin Ilmuwan Atom memutuskan jam itu terhenti di angka 100 detik sebelum tengah malam pada 2022.

Para ahli menyoroti soal ancaman perang nuklir, perubahan iklim dan penyakit mematikan sepanjang tahun lalu. Meski menunjukkan kestabilan dan ada hal positif terjadi tetapi juga ada aktivitas negatif terjadi di tahun lalu.

"Jam Kiamat masih stabil pada 100 detik hingga tengah malam. Tapi stabil bukanlah kabar baik," kata Sharon Squassoni, profesor Universitas George Washington dan ketua bersama dewan Buletin Atomic Scientists (BAS), dikutip dari The Guardian, Minggu (25/9/2022)

"Faktanya mencerminkan penilaian dewan bahwa kita terjebak dalam momen berbahaya, yang tidak membawa stabilitas maupun keamanan".

Beberapa perkembangan positif tahun lalu misalnya keputusan memperpanjang perjanjian pengendalian senjata antara Rusia dan Amerika Serikat (AS), dimulai kembalinya pembicaraan soal program nuklir Iran, dan pemerintah AS yang percaya tentang perubahan iklim serta berjanji melakukan tindakan mengurangi emisi global.

Di sisi lain, di dunia sedang ada tren investasi berkelanjutan oleh negara besar dalam persenjataan nuklir mereka. Selain juga tidak adanya kemajuan dalam diskusi nuklir Iran dan lemahnya tindakan global mengatasi darurat iklim.

"Jam Kiamat tidak ditentukan oleh niat baik, tetapi bukti tindakan atau dalam hal ini kelambanan," jelas profesor ilmu politik di Universitas Stanford, Scott Sagan.

"Faktanya mencerminkan penilaian dewan bahwa kita terjebak dalam momen berbahaya, yang tidak membawa stabilitas maupun keamanan".

Beberapa perkembangan positif tahun lalu misalnya keputusan memperpanjang perjanjian pengendalian senjata antara Rusia dan Amerika Serikat (AS), dimulai kembalinya pembicaraan soal program nuklir Iran, dan pemerintah AS yang percaya tentang perubahan iklim serta berjanji melakukan tindakan mengurangi emisi global.

Di sisi lain, di dunia sedang ada tren investasi berkelanjutan oleh negara besar dalam persenjataan nuklir mereka. Selain juga tidak adanya kemajuan dalam diskusi nuklir Iran dan lemahnya tindakan global mengatasi darurat iklim.

"Jam Kiamat tidak ditentukan oleh niat baik, tetapi bukti tindakan atau dalam hal ini kelambanan," jelas profesor ilmu politik di Universitas Stanford, Scott Sagan.


https://www.cnbcindonesia.com/tech/2...mi-makin-dekat



0
908
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan