Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

amekachiAvatar border
TS
amekachi
Mengenal Jibakutai Pasukan Elite Berani Mati di Pertempuran 10 November 1945


Surabaya - Jumat, 10 November 1945, pesawat tentara sekutu menyebarkan kertas pamflet dari atas langit Surabaya. Isinya yakni ultimatum agar senjata yang dikuasai pejuang Surabaya diserahkan dengan mengangkat tangan ke atas.
Penyerahan senjata ini diberi waktu hingga 10 November 1945 pukul 06.00 WIB. Jika tidak, maka sekutu akan menggempur Kota Surabaya dari laut, udara dan darat. Ultimatum ini buntut dari tewasnya perwira Inggris Brigadir AWS Mallaby di Jembatan Merah pada 29 Oktober 1945.

Ultimatum ini jelas membuat ketegangan di segala penjuru Surabaya. Sebab Inggris jelas lebih unggul dalam pengalaman dan persenjataan. Namun sebagai bangsa yang telah memproklamirkan diri, ultimatum tak digubris dan dijawab dengan perlawanan.

Tak lama pada pukul 17.00 WIB di Jalan Pregolan 4 Surabaya, seluruh kekuatan elemen rakyat berkumpul. Mereka menyatakan sikap akan mempertahankan Surabaya. Di antara elemen ini terdapat Jibakutai atau Barisan Berani Mati (BBM).


Jibakutai merupakan salah satu laskar elite pada Pertempuran 10 November 1945. Para anggotanya merupakan didikan Jepang. Sesuai namanya, laskar ini siap mengorbankan diri ala pasukan Jepang Kamikaze atau Kaiten.

Achmad Zaki Yamani, pegiat sejarah Surabaya mengatakan Jibakutai memang dihimpun kembali dalam rangka menghadapi Pertempuran 10 November 1945. Cirinya mereka selalu berseragam hitam-hitam.




Menutut Zaki, pada Pertempuran 10 November 1945, Jibakutai dipimpin Djarot Soebiyantoro. Aksi-aksi pasukan ini kerap membuat Inggris sempat membuat Inggris geleng-geleng.

"Pimpinannya Pak Djarot Soebiyantoro. Ya itu aksinya dengan tubuh yang sudah dipenuhi bahan peledak langsung menghadang tank atau bawa mortir sambil berlari menuju ke kawanan pasukan sekutu dan meledakkan diri," ujarnya.


Jibakutai ini, lanjut Zaki, tak hanya bertempur pada pertempuran 10 November di Surabaya tapi masih terus berlanjut hingga di luar Surabaya. Meski begitu, anggotanya tak pernah habis.

"Anggota pasukannya banyak tapi ya memang rata-rata didikan Jepang. Dan mereka yang masuk harus bersedia mati dalam penugasan serangan ke sekutu dan Belanda," papar Zaki.


Namun lambat laun, metode serangan-serangan Jibakutai kemudian berubah. Perubahan itu sejak mereka melebur dengan anggota Batalyon Sriwijaya. Sejak peleburan itu, Jibaku Tai menjadi Batalyon Infantri 503 Mayangkara Lintas Udara Brigade Trisula Kostrad.

"Jadi cikal bakal Batalyon 503 TNI AD ya dari peleburan Jibakutai dan Batalyon Sriwijaya. Pimpinannya tetap Pak Djarot Soebiyantoro berpangkat Letkol," tutur Zaki.

Zaki menambahkan untuk mengenang Batalyon Infantri 503 Mayangkara Lintas Udara Brigade Trisula Kostrad ini, kemudian dibangun sebuah patung perwira naik kuda. Lokasi patung ini tepat di bawah jembatan layang Mayangkara, Wonokromo, Surabaya.

"Itu asalnya Pak Djarot diberi kuda putih oleh orang Mantup Lamongan. Nah kuda itu kan disimbolkan sebagai keberuntungan. Makanya patung bentuknya perwira yang sedang naik kuda putih," tandas Zaki.


Pasukan Bunuh Diri Indonesia dalam Perang Kemerdekaan

Dibentuk oleh Jepang, membuktikan aksinya bunuh diri dalam perang kemerdekaan.

TERINSPIRASI oleh penerbang bunuh diri Kamikaze, Jepang membentuk barisan bunuh diri (Jibakutai) di Indonesia pada 8 Desember 1944. Jibaku kemudian diserap sebagai kata Indonesia yang artinya “menyerang musuh dengan jalan menubrukkan dirinya (yang sudah dipersenjatai dengan bom atau alat peledak lainnya) pada musuh; bertindak nekat.”

Jumlah keseluruhan anggota Jibakutai mencapai 50.000 orang. Ia didirikan di beberapa daerah. Di Bali misalnya, Jibakutai disebut juga Bo’ei Teisin Tai. Pada Desember 1944, pihak berwenang Jepang melaporkan bahwa orang Bali “minta bagian dalam menghajar musuh” dengan ikut Bo’ei Teisin Tai.

“Mereka mencatat bahwa para intelektual, kebanyakan guru sekolah, redaktur media massa dan sebagainya merupakan mayoritas nama-nama yang terdaftar. Kesatuan Bo’ei Teisin Tai pertama berdiri pada Maret 1945, dan pada Juni 1945, grup kedua bertolak dari Buleleng ke Gianyar untuk latihan,” tulis sejarawan Geoffrey Robinson dalam Sisi Gelap Pulau Dewata.

Kendati namanya sebagai pasukan berani mati, namun Jibakutai seperti barisan semimiliter lain bentukan Jepang (Peta atau Pembela Tanah Air dan Heiho), dipersiapkan hanya sebagai pendukung tentara Jepang.

“Haruslah diperhatikan bahwa satuan-satuan ini dipersenjatai dan dilatih hanya dengan bambu runcing…Tujuan melatih kelompok-kelompok ini adalah saling kerja sama dan mendukung kepada perang, bukanlah ikut serta secara militer sebagai satuan-satuan tempur,” tulis sejarawan Joyce C. Lebra dalam Tentara Gemblengan Jepang (Baca: Setengah Mitos Bambu Runcing)

Bahkan, sejarawan Nugroho Notosusanto, menegaskan bahwa Jibakutai tidak pernah mempunyai eksistensi yang nyata sebagai organisasi monolitis seperti yang lain-lain. “Barisan itu lebih merupakan ungkapan daripada tekad pemuda Indonesia untuk mempertahankan tanah airnya terhadap musuh,” tulisnya dalam Tentara Peta Pada Jaman Pendudukan Jepang di Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, Peta dan Heiho menjadi cikal bakal tentara Indonesia. Bagaimana dengan Jibakutai?

Mantan pejuang kemerdekaan, Asmadi mengungkapkan kesaksiannya bahwa segera setalah Proklamasi kemerdekaan, Jibakutai mengubah namanya menjadi Barisan Berani Mati (BBM), tetapi umumnya orang menganggap namanya terlalu muluk. Mereka baru menunjukkan aksinya ketika perang melawan Sekutu di Surabaya pada 10 November 1945.

“Berjenis-jenis kendaraan lapis baja seperti brencarrier, panser dan tank banyak yang meledak karena ulah mereka,” tulis Asmadi dalam Pelajar Pejuang.

Anggota BBM beroperasi dalam kelompok-kelompok kecil. Masing-masing menjinjing sebuah bom, kemudian membenturkan diri ke kendaraan perang musuh yang menghancurkan benteng-benteng berjalan itu. Tindakan yang kelewat berani ini sangat menonjol pada hari ketiga perang. Keberanian mereka menimbulkan kekaguman di kalangan pejuang dan keterkejutan di pihak lawan. Tentara Inggris terperanjat dan menuding Indonesia menggunakan orang-orang Jepang untuk melakukan bunuh diri, karena mereka menganggap hanya orang Jepang yang berani berbuat nekat seperti itu.

“Anggota BBM telah membuktikan bahwa cemooh yang diperolehnya selama ini adalah tidak benar, bahwa keberanian bukan milik bangsa Jepang saja yang dengan Kamikaze-nya berani menumbukkan pesawat terbang ke kapal perang Sekutu,” tulis Atmaji.


Sumber 1 :
https://www.google.com/url?q=https:/...snq7OVrEE1othN

Sumber 2 :
https://www.google.com/url?q=https:/...zlNRxk9iqpF70O

Walau banyak yg berkata penjajah jepang ke atas Indonesia selama 3,5 tahun melebihi kekejaman penjajahan belanda 350 tahun di Indonesia tapi jepang mewarisi jiwa tangguh dan pemberaninya dibanding yg 350 tahun cuma wariskan bakat propaganda n adu dombaemoticon-Ngakak

Dikasih empan apa tuh rakyat jepang sama kaisarnya dulu sampe segitunya....bukti mengerikan doktrin jepang banyak sekali,yg paling mencengangkan ya ada tentara jepang yg rela bersembunyi 20 tahun lebih gerilya di hutan2 Filipina n Indonesia bagian timuremoticon-Takut

Bagi yang berminat mengikuti perkembangan berita,sosial,politik,militer maupun sejarah dunia bisa bergabung di forum militer dunia kaskus

Ayo ramaikan

Dan jayakan kembali kaskus

Forum Militer Dunia
https://www.kaskus.co.id/forum/1263
#ForumKaskus via @KASKUS
tololmenahunAvatar border
provocator3301Avatar border
kasihudinAvatar border
kasihudin dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2.1K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan