Sumber Gambar

Hobi seharusnya menjadi hal yang memberi dampak positif kepada kita. Memberi kita manfaat baik dalam hal finanasial atau sekedar hiburan. Dan yang paling penting, jangan sampai menganggu apalagi merugikan orang lain.

Salah satunya adalah membuat konten. Walau terdengarnya positif karena bisa menghasilkan uang entah itu dari adsense atau endorsement, nyatanya ada juga konten yang kadang meresahkan bahkan sampai membuat kontroversi.


Sumber Gambar

Prank, seharusnya kalian setuju dong GanSis kalau TS bilang jenis konten yang satu ini cukup membuat resah? Konten prank ada banyak sekali di berbagai platform. Bahkan beberapa kreator memang mengkhususkan dirinya untuk membuat konten prank saja.

Sebelum lanjut, mari kita sejenak mengulas apa sih yang disebut prank itu? Prank adalah tindakan iseng seseorang kepada seseorang lainnya demi kepentingan hiburan dan kesenangan sebagian orang.

Nah, apakah prank ini sudah berubah menjadi hobi?

Jika GanSis mengecek ke toko online, maka biasanya alat-alat untuk melakukan prank masuk ke dalam kategori barang Toys and Hobby. Apakah prank memang sudah dianggap sebagai hobi? Hobi ngerjain orang gitu?


Sumber Gambar

Bahkan sudah ada sebutan untuk orang yang melakukan prank, bukan? Yakni prankster. Seolah-olah prank ini sudah menjadi sebuah profesi yang memang digeluti oleh orang-orang. Tak hanya itu gan, sudah ada komunitasnya juga lho.

TS tidak mau memojokkan prank ini ya. Memang ada saja prank-prank yang memang menghibur dan kreatif. Prank yang hanya sekedar membuat seseorang bingung atau tertawa, bukan prank yang membahayakan orang lain.

Jadi apakah prank bisa dikatakan hobi? Ya kalau memang ada orang yang menyukai kegiatan ini, menikmati kegiatan prank sebagai kesenangan, apalagi kalau sampai ada yang bilang, “Hobi gue prank nih!” Ya berarti prank merupakan hobi bagi golongan itu.


Sumber Gambar

Cuma kalian bayangin aja ketika ditanya oleh orang lain atau sedang interview kerja ditanya hobinya apa? “Hobi saya nge-prank (ngerjain orang), Pak!” apa gak aneh tuh? Haha, jangan-jangan ngelamar kerja juga cuma prank lagi.

Gimana dengan orang yang prank cuma demi adsense? Wah itu lebih gila lagi sih wkwk. Kaya si anu jadinya ya. Intinya, prank itu dilakukan sesekali saja di saat yang tepat. Kalau terlalu sering melakukan prank, selain berpotensi mengganggu orang lain, bisa juga membuat pelakunya jadi tidak dipercaya orang lain.

Menurut kalian gimana gan? Kalian golongan pecinta prank atau malah tidak suka prank?

Ditulis oleh Harry Wijaya
Tulisan dan Narasi Pribadi