ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Rumah Noni Belanda


Di kampungku ada sebuah bangunan yang terbengkalai sejak jaman penjajahan. Bangunan yang menyerupai istana itu benar-benar terlihat megah dan masih kokoh. Maklum, bangunan itu dibuat oleh arsitek Belanda, dipesan khusus oleh seorang Noni kaya raya pada masanya.

Namun sekarang seluruh keindahan itu telah sirna oleh lumut dan berbagai macam sarang binatang yang menetap di sana. Tak ada lagi yang tinggal di sana sejak kasus kematian Noni yang misterius. Sampai sekarang pun kisah itu masih terus diceritakan, terutama jika orang-orang kehabisan gosip untuk dibahas.

Alkisah Si Noni tinggal di sana sendirian. Si Noni terkenal akan kecantikannya yang membuat luluh setiap pria, terutama jika mereka mengetahui bahwa si Noni belum menikah. Banyak yang menyatakan cinta padanya. Pangeran, saudagar, jenderal, bahkan rakyat jelata. Si Noni menyambut ramah mereka semua, tetapi dia tak kunjung memilih.

Selayaknya lebah yang tertarik pada bunga, para pria yang dimabuk cinta itu berebut mencari perhatian si Noni. Ada yang menghadiahinya harta karun dasar laut, ada yang menghadiahinya pulau tropis di selatan, ada juga yang menghadiahinya hewan dan tanaman eksotik dari seluruh penjuru dunia. Si Noni menerima semuanya, tapi tetap tak kunjung memilih.

Ternyata itu semua hanyalah akal-akalannya untuk mendapatkan harta kekayaan tanpa perlu melakukan apa pun. Dia tidak menerima lamaran siapa pun karena secara diam-diam Si Noni memiliki kekasih yakni tukang kebunnya sendiri.

Wanita dengan status sosial setinggi dirinya tak mungkin diijinkan menikahi rakyat jelata, karena itulah Si Noni memeras sebanyak mungkin harta dari pria-pria yang terpana olehnya. Dia akan menggunakan semua uang itu untuk memulai hidup baru di suatu tempat yang jauh bersama kekasihnya.

Entah dari mana gosip itu tersebar dan akhirnya sampai ke telinga para pemuja Si Noni. Dengan hati penuh amarah mereka pun mengepung kediaman Noni. Namun mereka terlambat, Si Noni sudah melarikan diri.

Tak ada yang tau apa yang terjadi setelah itu. Hal berikutnya yang para penduduk ketahui adalah mayat Si Noni yang ditemukan tergantung di jendela rumahnya seminggu setelah dia menghilang. Tak ada yang tahu kapan Si Noni pulang dan bagaimana dia bisa berakhir seperti itu. Hanya dua hal yang bisa mereka simpulkan setelahnya. Seluruh harta milik Si Noni menghilang dan kekasihnya tak pernah ditemukan.

“Udah jelas, kan? Pacar Si Noni kabur membawa semua uangnya,” komentar Agus saat cerita itu kembali diulang untuk keseribu kalinya.

“Masalahnya, Agus, siapa cowok bodoh yang ninggalin cewek secantik Si Noni? Nenekku dulu pernah bilang kalau artis-artis di tv aja kalah cantik sama Si Noni.” Andi membalas dengan kesal.

“Mungkin aja cowoknya ternyata homo,” balas Agus lagi semakin ngawur. “Atau mungkin sifat Si Noni itu jelek. Apa gunanya punya istri cantik tapi hatinya jelek?”

“Ahh, munafik kau. Buktinya si Siti yang rajin mengaji aja kau tolak gara-gara dia jelek,” balasku pedas.

Agus mendegus tapi tidak memperpanjang debat. Saat ini kami bertiga sedang melakukan uji nyali dengan mencoba memasuki kediaman Si Noni. Sebenarnya cerita Si Noni tidak berhenti sampai di situ. Setelah kematiannya banyak orang mengaku melihat bayangan putih dari balik jendela bangunan ini. Terkadang ada yang mendengar suara orang sedang mengobrol, tak jarang juga ada bau busuk yang menguar dari dalam sana.

Beberapa orang sudah pernah masuk untuk memeriksa, tapi mereka tak menemukan apa pun. Akhirnya orang-orang pun percaya bahwa hantu Si Noni bergentayangan di sana dan akhirnya tak ada yang berani mendekat.

Malam ini aku, Andi, dan Agus sudah mempersiapkan segenap keberanian untuk melihat sendiri apa yang sebenarnya ada di sana. Bisa dibilang kami bertiga adalah anak muda modern yang tak percaya dengan hal-hal mistis semacam itu dan karena itulah kami bertekad untuk mengakhiri misteri Si Noni dan membiarkannya tidur selamanya. Alasan lain adalah, bangunan ini akan segera dirobohkan oleh pemerintah setempat. Kalau kami ingin uji nyali di bangunan angker maka inilah kesempatan terakhir kami.

Tapi bicara memang lebih mudah dibanding berbuat. Sudah tiga puluh menit lamanya kami berdiri di luar pagar dan belum berani melangkah lebih jauh. Dari dekat bangunan ini memang tampak menakutkan, apalagi kami sengaja memilih datang di malam hari untuk meningkatkan adrenalin.

“Gus, kau duluan sana!”

“Lah? Kok aku?”

“Kan kau kalah hompimpa tadi pagi. Lagian ini juga idemu kan?”

Menelan ludah dengan berat, Agus pun mendorong pagar besi yang sudah banyak berkarat. Pagar itu terbuka dengan mudah seolah menyambut kami untuk masuk.

Dengan kaki gemetar, entah karena takut atau dingin, Agus pun akhirnya melangkah.

Baru beberapa langkah bau tak sedap langsung menyerang kami. Pasti sudah banyak bangkai binatang di tempat ini. Lantainya agak lembab dan tetesan air bisa ditemukan di mana-mana. Dengan berbekal senter ponsel masing-masing kami pun terus masuk dengan dipimpin Agus.

Mau tak mau aku harus kagum dengan interior bangunannya. Meski sudah dimakan usia tapi tempat ini pastilah sangat memanjakan bagi mereka yang tinggal di sini. Perabotannya nyaris tak bersisa, mungkin dicuri oleh penduduk kampung di masa lalu.

“Ini kita mau ke mana dulu?” tanya Agus menunjuk langit-langit. Bangunan ini punya tiga lantai.

“Lantai tiga dulu. Katanya kamar Si Noni di lantai tiga,” jawab Andi.

Dengan langkah pelan karena tangganya sudah rapuh kami pun melangkah naik. Betul kata mereka, kamar Si Noni yang juga merupakan tempat mayatnya digantung ada di lantai tiga. Di sana kami bisa melihat sebuah lukisan berpigura yang masih tergantung rapi di dindingnya.

Betul kata Andi, cowok gila macam apa yang ninggalin perempuan secantik ini? Walau lukisannya sudah kusam kecantikan Si Noni masih memancar dengan begitu terang. Tak diragukan lagi dia pasti wanita tercantik yang pernah lahir ke Bumi ini. Pantas saja ada yang berani membeli cintanya dengan pulau pribadi.

“Eh? Kalian dengar itu nggak?”

“Apaan Cuk! Jangan nakut-nakutin.”

Agus mencengkram tanganku erat begitu mendengar apa yang Andi katakan. Jujur saja aku juga takut kalau ternyata hantu Si Noni benar-benar mendatangi kami. Langsung kubaca semua ayat kitab suci dalam hati sementara Agus komat-kamit doa sebelum makan.

Mendadak semuanya jadi jauh lebih dingin. Siapa sih yang punya ide jenius menantang hantu? Tidak lucu rasanya kalau arwah kami ditarik dan dijadikan budak dunia lain.

“Bukan hantu … langkah kaki.”

Andi yang benar-benar tak kenal takut menutup mata dan menajamkan telinga. Secara reflek aku melakukan hal yang sama dan samar-samar suara itu terdengar. Suara langkah kaki.

Aneh, seingatku hantu tidak punya kaki. Bukan cuma langkah kaki, itu jelas-jelas suara dua orang yang sedang mengobrol.
Sontak saja ketakutan kami akan hantu menghilang dan berganti dengan ketakutan lain. Kira-kira siapa orang-orang itu?

Suaranya berasal dari bawah. Apa ada orang lain yang sedang uji nyali?

Kami bertiga bertukar pandang dan mengangguk. Kalau hantu mungkin tidak bisa kami lawan, tapi kalau manusia kami tidak takut. Walau itu orang dewasa mereka tak akan menang melawan serudukan banteng Agus si jawara kampung.

Dengan langkah sepelan mungkin kami mengendap-endap kembali ke tangga. Suara langkah kaki itu tak lagi terdengar, mungkin mereka berhenti di suatu tempat. Namun sebagai gantinya aroma busuk merebak yang membuat kami serempak menutup hidung. Bau macam apa ini? Aromanya seperti bangkai dan kotoran semua hewan di dunia diaduk jadi satu.

Tunggu sebentar. Aku ingat orang-orang pernah bersaksi mencium aroma busuk dari tempat ini. Lah? Apa jangan-jangan ini memang ulah hantu Si Noni? Kok bisa perempuan cantik begitu punya tai sedashyat nuklir?

Aroma itu ternyata berasal dari toilet di lantai satu. Kami mematikan sumber cahaya kami dan terus mendekat mengabaikan bau yang semakin pekat. Suara-suara itu kembali terdengar. Kali ini cukup jelas di telinga.

“Ini gimana cara bawa semuanya? Mana bau banget lagi!” ucap suara pertama, suara pria yang masih muda.

“Jangan banyak bacot! Memangnya kau pikir uang sekolahmu dari mana?” jawab suara kedua. Suara perempuan, sepertinya sudah berumur.

Terdengar suara benda berat yang dimasukkan ke dalam karung. Kami hanya bisa mengira-ngira apa yang mereka lakukan dalam gelap, tapi jelas mereka tidak kemari untuk uji nyali.

Di sini pilihan kami ada dua. Pergi diam-diam atau menghadapi mereka. Untungnya kami adalah sekelompok anak bengal yang gemar menentang bahaya. Terutama Agus. Dia selalu mencari pengalaman berbahaya yang bisa dia pamerkan ke kembang desa. Karena itulah, dengan gagah berani, dia melompat keluar dari kegelapan dan berteriak sekeras-kerasnya.

“WOYY!! NGAPAIN KALIAN?!”

Kejadian berikutnya berlangsung serba cepat. Kedua orang yang kaget langsung menyirami Agus dengan tinja. Aku dan Andi menggunakan badan besar Agus sebagai tameng dan menerjang ke depan hingga menabrak kedua orang itu. mereka yang kaget dan tubuh Agus yang berat (+bau) membuat mereka tak bisa apa-apa ditimpa tumpukan lemak seberat nyaris seratus kilo itu.

Tidak terduga dan kurang menegangkan memang, tapi apa yang kami lakukan di malam hari itu ternyata mengungkap kebenaran yang sudah terkubur begitu lama.

***


Singkat cerita, kami memanggil kepala desa dan kepala desa memanggil petugas keamanan. Penyelidikan pun dilakukan dan dua orang itu diamankan. Dari mereka akhirnya cerita Si Noni pun menemui kejelasan.

Alkisah kekasih Si Noni memang membawa kabur semua harta itu, tetapi jumlahnya yang sangat banyak menyulitkannya untuk membawa atau menyembunyikan semuanya. Dia tak bisa meminta bantuan siapa pun karena takut mereka akan mencuri hartanya. Akhirnya dia pun memutar otak. Kira-kira di mana tempat yang tak mungkin diperiksa orang-orang yang mencari harta Si Nona?

Jawabannya adalah rumah Si Nona itu sendiri. Sama seperti orang yang kehilangan uang, tak mungkin orang-orang akan mencari di dompet orang itu. Meski demikian kekasih Si Nona mengambil langkah pengaman.

Pertama, dia menyembunyikan harta itu di tempat yang tak ingin dijelajah siapa-siapa, septictank. Kedua, dia membunuh Si Nona dan menggantung mayatnya di jendela. Kematian Si Nona yang tak wajar ini dia manfaatkan untuk menyebar rumor bahwa hantu Nona gentayangan di rumah itu. Bayangan putih yang orang-orang lihat, suara-suara mistis, dan aroma busuk itu dia yang membuatnya.

Seluruh harta Si Nona pun tersimpan aman di sana. Setiap kali dia butuh uang dia akan datang dan mengambil sedikit untuk dijual. Dengan cara ini tak ada yang akan curiga. Kalaupun ada mereka tak akan pernah menemukan harta tersebut.

Waktu pun berlalu, kekasih Si Nona menjadi tua lalu meninggal. Namun ternyata harta Si Nona tak kunjung habis. Rahasia ruang harta itu pun diberikan pada anak cucunya. Dari waktu ke waktu mereka akan datang dan mengambil sedikit harta. Tak lupa mereka menimbun bangkai binatang di sana agar orang-orang terus menjauh.

Kedua orang itu datang dengan niat memindahkan semua harta yang tersisa setelah mendengar bahwa bangunan itu akan dirobohkan. Malangnya, mereka bertemu kami dan malah berakhir di penjara. Pemerintah mengamankan harta Si Noni yang tersisa sementara kami bertiga hanya diberi penghargaan (brengsek!)

Meski demikian itu cerita yang membuat kami jadi terkenal dan dikerumuni wanita. Demi kesehatan mental Agus kami sepakat menghapus bagian dia yang mandi tinja dari cerita kami. Dengan ini kisah Si Noni pun mencapai tanda titik.

Bangunan itu tetap dirobohkan sesuai jadwal. Kami bertiga datang ke sana untuk melihat tempat itu terakhir kalinya. Di tengah bisingnya mesin-mesin berat, aku melirik jendela tempat mayat Si Noni digantung dulu. Aku tak yakin harus merasakan apa padanya. Dia punya kecantikan dan menggunakan itu untuk menipu pria. Hasilnya, dia menemui akhir yang amat tragis. Ditambah lagi harta kekayannya dipakai untuk memperkaya keturunan orang yang membunuhnya.

Dan kemudian … aku melihat itu.
Kusikut Andi dan Agus dan menunjuk ke arah jendela. Di sana dia berdiri dengan gaun putih bersih yang bercahaya. Tubuhnya langsing, kulitnya seputih salju, rambutnya pirang kecoklatan. Lukisan berpigura itu sama sekali tak ada apa-apanya. Dia melihat kami dengan mata biru cemerlangnya dan memasang senyum yang begitu indah.

Ohh … dia memang wanita tercantik yang pernah kulihat.

--END--
Diubah oleh ih.sul 10-08-2023 03:15
sirluciuzenzeAvatar border
a9r7aAvatar border
jenggalasunyiAvatar border
jenggalasunyi dan 19 lainnya memberi reputasi
20
4.3K
58
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan