mangdana1984Avatar border
TS
mangdana1984
CINTA PADA PADANGAN PERTAMA

"Tidak ada hukum yang mengharamkan jatuh cinta, justru jatuh cinta adalah anugerah Tuhan untuk membuat hambanya merasa bahagia.''

____

Fajar menyapa membelah kesunyian malam, bersiap menerangi dunia menggantikan gelap malam yang gulita.

Kedatangannya seolah mengumumkan pada setiap manusia, bahwa setelah gelap, terbitlah terang. Bahwa setelah kesulitan, datanglah kemudahan. Fajar datang dengan panggilan untuk bangkit dari kegelapan menyambut cahaya. Seolah melantangkan perintah, "Bangun lah! Maka akan kau temui kemudahan dalam harimu."

Suara deru kereta api kian melambat, membangunkan penumpangnya yang tengah terlelap mengistirahatkan diri barang sejenak. Terdengar suara rekaman yang menginfokan bahwa kereta telah sampai di tujuan akhirnya. Semua penumpang bersiap untuk turun di kota tujuan.

Termasuk seorang gadis cantik berjilbab hijau yang dikenal dengan nama Haura. Kini ia tengah membangunkan teman-teman rombongannya yang berjumlah 4 orang. Kemudian mereka bersiap untuk turun.

Haura dan ketiga temannya datang dari Jepara ke Jakarta sebagai perwakilan pesantrennya dalam rangka mengikuti kegiatan Olimpiade Al Qur'an tingkat Nasional.

Saat sudah sampai di pintu kereta, dia mempersilahkan ketiga temannya untuk turun terlebih dahulu. Setelah memastikan semua temannya turun dan tidak ada satupun yang tertinggal, ia pun menyusul turun.

Saat ia turun dari kereta, tanpa sengaja matanya memandang ke gerbong sebelah. Tampak di sana seorang lelaki tampan dengan penampilan rapi mengenakan setelan celana bahan dan almamater coklat susu sedang turun dari kereta dan memastikan semua rombongannya lengkap. Mereka semua mengenakan almamater senada dengan logo sebuah universitas di dada.

Haura terus memandang lelaki yang tengah mengatur rombongannya yang ia taksir berjumlah sekitar 20 orang itu. Ia tampak begitu telaten dan wibawa mengarahkan teman-temannya.

"Masya Allah, indah dan teduh sekali memandangnya, Siapakah dia? Apa dia datang ke Jakarta dengan tujuan yang sama denganku?" Batin Haura masih dengan memandanginya.

Bagai merasa diperhatikan, lelaki itu tiba-tiba menoleh ke arah Haura. Tentu saja hal itu membuat Haura kaget dan salah tingkah. Pandangan mereka bertemu selama beberapa detik. Tampak lelaki itu melempar senyumnya ke arah Haura, membuat Haura tertunduk tersipu malu hingga membuat rona di pipinya kian memerah.

"Astaghfirullah, apa yang sudah kamu lakukan Haura?" Haura menyesal merutuki dirinya sendiri.

"Dua belas tahun sudah kamu menjaga kesucian pandangan ini, kenapa kamu harus menodai hal yang selama ini kamu jaga sendiri kesuciannya?" batin Haura masih menyesal.

Haura memang sejak lahir hidup dalam lingkup pesantren, nilai-nilai agama telah ditanamkan oleh kedua orang tuanya sejak dini. Terkhusus perihal menjaga kehormatannya sebagai wanita, Abah dan Umminya sangat memperhatikannya.

"Dahulu saat zaman jahiliyah, zaman sebelum Rasulullah SAW diutus, wanita seperti tidak ada harganya. Memiliki anak perempuan saat itu adalah sebuah aib, bayi-bayi perempuan yang terlahir bahkan dikubur hidup-hidup oleh orang tuanya sendiri. Sedang wanita-wanita yang ada mereka tawan, mereka tindas dan mereka perbudak.

Tapi, saat agama penuh cinta ini hadir dibawa oleh Rasulullah SAW, sosok wanita menjadi diagungkan. Sosok wanita menjadi sangat tinggi harganya. Sosok wanita memiliki kemuliaan yang tidak dimiliki oleh lelaki.

Coba kamu bayangkan, lelaki harus turun dan terjun ke medan laga melawan musuh Allah dulu untuk bisa dianggap berjihad, sedangkan perempuan, hanya dengan melayani keluarganya secara baik ia sudah berhak memiliki pahala berjihad melawan musuh Allah di medan laga. (Hadis)

Tidak cukup sampai di situ, Islam juga sangat mengagungkan sosok ibu. Bahkan seorang anak harus lebih mengutamakan ibunya tiga kali lebih tinggi dari pada ayahnya. (Hadis)

Coba kamu renungkan bagaimana Islam begitu berperan dalam menjunjung tinggi martabat wanita? Islam mendongkrak kehormatan wanita dari titik terbawah menuju titik tertingginya. Maka dari itu, jagalah anugerah Tuhan yang terbesar ini, jagalah kesucianmu dari noda noda maksiat, jagalah kehormatanmu dari perangai-perangai yang tidak bermartabat. Karena, ketika seorang wanita kemudian direndahkan dan dilecehkan, itu bukan karena memang wanita itu rendah, tapi semua itu disebabkan karena dia kurang menjaga harga dirinya, dia tidak bisa menjaga anugerah Tuhan yang begitu besar, yang telah Allah berikan kepadanya."

Begitulah nasehat sang Abah yang selalu Haura ingat dan ia tanamkan dalam dirinya.

Tidak hanya nasihat yang diberikan kedua orang tuanya, mereka juga mendukung dengan memberikan Haura circle yang sesuai dengan didikannya.

Sejak berusia 7 tahun Ia sudah dimasukkan ke sebuah pesantren tahfidz di Kudus, Ia kemudian menyelesaikan hafalan Al Qur'annya bersamaan dengan kelulusan Madrasah Ibtidaiyah. Kemudian studinya berlanjut di pesantren salaf di Jepara, hingga sekarang dia tengah duduk di bangku kuliah di pesantrennya.

"Haura, ayo kita ke mushollah! sebelum hari menjadi terang," ajak Hamidah sahabat sejawatnya.

"Oh, iya, Mid," jawab Haura tak bersemangat.

"Kamu kenapa, Ra? kok loyo gitu?"

"Aku nggak sengaja lihatin Ajnab[

]isaat turun dari kereta tadi, Mid."

"Lihat aja nggak haram kan, Ra. Udah, ah, nggak apa-apa," ujar Hamidah menenangkan, ia kenal betul siapa sahabatnya itu.

"Iya sih, Mid. Tapi aku sempat kagum dan memujinya dalam hati," jelas Haura masih tak bersemangat.

Hamidah tersenyum mendengar penuturan Haura. Pasalnya, selama enam tahun dia berteman dengan Haura, baru kali ini sahabatnya itu bercerita tengah mengagumi seorang pria.

"Ra, pandangan pertama itu rizki, jadi nggak papa disyukuri aja. Soal kamu mengaguminya itu pun bukan suatu kesalahan, tidak ada hukum yang mengharamkan jatuh cinta, Haura. Justru jatuh cinta adalah anugerah Tuhan untuk membuat hambanya merasa bahagia. Ya, seperti kamu ini, yang lagi bahagia karena jatuh cinta pada pandangan pertama," jelas Hamidah menggoda temannya.

"Ih, Midaaa ... kamu kok ngaco, sih? siapa juga yang jatuh cinta? orang aku cuma kagum, kok," protes Haura tak terima.

"Iya, mengagumi ciptaan Allah yang sangat indah dipandang, hingga membekas di relung hati terdalam. Iya, kan?" ucap Hamidah sembari menaik turunkan alisnya.

"Apaan sih, Mid? Udah, ah, buruan jalannya, keburu pagi," tukas Haura mempercepat langkahnya meninggalkan Hamidah di belakang.

"Eh, tungguin dong, Ra," teriak Hamidah sembari mengikuti langkah cepat Haura dan kedua temannya yang sudah jalan di depan jauh dari mereka.

Sesampainya di Mushollah, Haura dan teman-temannya segera menuju ke tempat wudhu untuk mengambil wudhu. Kemudian segera bergabung dengan jamaah yang baru akan dimulai oleh sekelompok mahasiswa beralmamater coklat susu.

"Ra, itu rombongan cowok yang kamu lihat tadi bukan?" tanya Hamidah saat mereka sedang mengenakan mukenah, ia melihatnya saat melintas depan mushollah menuju tempat sholat perempuan.

"Apaan sih, Mid? Udah buruan siap-siapnya, keburu dimulai tuh sholatnya," ucap Haura diikuti suara takbir tanda imam sudah memulai shalatnya.

Haura dan Hamdah pun segera mengambil posisi di barisan shaf, saat kemudian terdengar suara Imam melantunkan surah Al fatihah dengan begitu indah.

"Masya Allah, indah sekali suara itu," batin Haura sesaat sebelum melakukan sholatnya, menikmati pertemuan dengan Tuhannya yang telah menganugerahkan indahnya rasa cinta pada pandangan pertama.

Teman, bila kamu ingin membaca novel ini sampai tamat, baca saja di ebook PlayStore. Judulnya: CINTA DALAM GENGGAMAN DOA
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
21
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan