Kesulitan merekrut personel baru untuk dijadikan awak kapal perang bukan hanya dialami Jepang, Inggris pada awal tahun ini dilaporkan juga mengalami hal serupa. Buntut kesulitan merekrut personel baru ini membuat Royal Navy (Angkatan Laut Inggris), terpaksa mempensiunkan dua kapal frigat Type 23 (Duke Class). Berita mengenai rencana pensiunnya dua kapal perang ini pertama kali dilaporkan media Inggris, yakni The Telegraph.

Menurut laporan The Telegraph, dua kapal yang pensiun adalah HMS Argyll dan HMS Westminster; yang masing-masing ditugaskan pada 1991 dan 1994. Sementara itu, Royal Navy dan Kementerian Pertahanan Inggris sejauh ini belum mengkonfirmasi atau menyangkal klaim tersebut, dan sumber yang memberi informasi kepada The Telegraph tampaknya tidak dapat menentukan batas waktu kapan penarikan frigat tersebut dapat dilakukan.

Total ada 16 kapal Type 23 yang ditugaskan dari tahun 1990 hingga 2002, dan sejauh ini lima kapal telah dinonaktifkan. Tiga dari frigat yang dinonaktifkan tersebut adalah HMS Norfolk, HMS Marlborough dan HMS Grafton – yang dijual ke Angkatan Laut Chile pada pertengahan hingga akhir tahun 2000-an. Type 23 merupakan komponen penting dari armada garis depan yang melindungi rute perdagangan maritim Inggris dan kepentingan lainnya.

Tapi pada 2035 Inggris akan menghentikan operasional seluruh Type 23, kapal tersebut akan digantikan oleh Type 26 (City Class) dan Type 31 (Inspiration Class). Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Inggris bermaksud memesan 13 frigat Type 26, yang pembangunannya dimulai pada tahun 2017; kapal ini akan lebih besar dan lebih mumpuni dibandingkan Type 23 yang beroperasi saat ini. Akan tetapi, pada tahun 2015 jumlah frigat Type 26 yang dipesan telah dikurangi menjadi 8, dengan 5 sisanya terdiri dari Type 31 yang lebih kecil.



Mengutip artikel TheDrive.com, total personel dari sembilan frigat Type 23 kira-kira sebanding dengan delapan frigat Type 26 dan lima frigat Type 31, jika Argyll dan Westminster memang dipensiunkan. Frigat Type 23 memiliki awak 185 orang, dengan akomodasi hingga 205 orang. Untuk Type 26 dan Type 31 masing-masing memiliki awak 157 orang dan 80 sampai 100 orang, dengan akomodasi masing-masing hingga 208 dan 180 orang. Jumlah staf yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sembilan Type 23 berjumlah 1.665 orang. Jumlah ini setara dengan awak kapal Type 26 dan Type 31 di masa depan yang berkisar antara 1.656–1.756 orang.

Sementara itu, para kritikus yang menentang pensiunnya dua kapal perang tersebut mengatakan, kedua kapal telah ditingkatkan dan menelan biaya yang mahal. Maka akan tidak masuk akal untuk menghentikan operasional kapal. Kedua kapal tersebut ditingkatkan sebagai bagian dari program LIFEX Type 23, yang diselesaikan masing-masing pada tahun 2015 dan 2017, dengan setiap peningkatan pada kedua kapal menelan biaya minimal £35 juta atau sekitar Rp 690 miliar.

Baru-baru ini HMS Argyll kembali menjalani perombakan senilai jutaan pound, sementara perbaikan HMS Westminster yang diperkirakan akan berlangsung kurang dari dua tahun; yang dimulai pada Oktober 2022 tetapi dihentikan pada Mei 2023; diperkirakan menelan biaya sebesar £100 juta atau sekitar Rp 1,9 triliun. Investasi pada kedua kapal ini sudah sangat mahal hanya untuk perbaikannya saja. Di sisi lain, jika Inggris menghapus dua kapal ini, seandainya ada konflik skala besar terjadi; Inggris akan kekurangan kapal permukaan untuk merespon cepat konflik tersebut.



Pemotongan anggaran menjadi salah satu penyebab Royal Navy memenuhi kebutuhan kapal dan personelnya dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut diperparah dengan krisis rekrutmen akhir-akhir ini. Menurut laporan The Telegraph, antara Maret 2022 dan Maret 2023, jumlah personel yang masuk ke Angkatan Laut Kerajaan Inggris dan Marinir Kerajaan Inggris turun sekitar 22,1%.

Angka-angka tersebut menunjukkan penurunan perekrutan yang lebih tajam dibandingkan dengan Angkatan Udara Kerajaan dan Angkatan Darat Kerajaan Inggris pada periode yang sama; yang mengalami penurunan rekrutmen sebesar 16,6% dan 14,6%. Antara Juli 2022 dan Juli 2023, total tenaga kerja Angkatan Laut Kerajaan Inggris menyusut sekitar 4,1%. Pada Oktober 2023, statistik pemerintah Inggris mencatat bahwa total kekuatan gabungan Angkatan Laut Kerajaan dan Marinir Kerajaan mencapai 37.960 personel. Jumlah ini pun dirasa kurang, terutama untuk kebutuhan awak kapal Royal Navy.

Mempensiunkan Argyll dan Westminster dikhawatirkan dapat meninggalkan kesenjangan kemampuan bagi Angkatan Laut Kerajaan Inggris dalam waktu dekat, serta mengurangi kesiapan tempur frigat mereka. Mengingat frigat Type 26 masih beberapa tahun lagi untuk bertugas. Untuk frigat Type 26 yang pertama, HMS Glasgow, diperkirakan akan mencapai Kemampuan Operasional Awal sekitar tahun 2028.

Sementara seluruh frigat Type 26 kemungkinan akan selesai dibuat pada pertengahan tahun 2030-an, yang sejalan dengan rencana pensiun armada Type 23 saat ini. Artinya, masih ada kemungkinan Argyll dan Westminster akan tetap beroperasi hingga akhir tahun 2020-an.



Kalau melihat kekuatan kapal perang jenis frigat dan destroyer yang dimiliki Inggris saat ini memang memprihatinkan Gan, saat ini Royal Navy hanya memiliki 11 unit frigat dan 6 unit destroyer. Padahal saat Perang Teluk mereka memiliki total keseluruhan 51 unit destroyer dan frigat. Jika dua kapal frigat resmi pensiun, maka Royal Navy akan memiliki armada kapal perang frigat dan desteoyer dengan jumlah paling sedikit dalam sejarah mereka pada tahun 2030 nanti. Saat ini belum ada keputusan akhir terkait masa depan Argyll dan Westminster, entah kelak akan pensiun atau tetap lanjut berlayar, dua pilihan ini masing-masing akan memberikan dampak besar bagi kekuatan Royal Navy.







Referensi Tulisan: The Telegraph& TheDrive.com
Sumber Foto: sudah tertera