ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Short Story #12 : Jujur


“Kamu bilang apa?”

Lila tak bisa mempercayai apa yang dia dengar. Boy, pria yang selama ini menarik perhatiannya, baru saja mengucapkan sesuatu yang tak dia sangka-sangka.

“Kamu mau nggak jadi pacarku?”

Boy kembali mengulang pertanyaannya untuk meyakinkan Lila bahwa dia tak salah dengar. Di dalam hatinya Lila bersorak riang gembira. Sudah lama dia memendam rasa pada Boy. Dia tampan, tinggi, dan punya senyum yang memabukkan. Dalam keadaan normal tentu saja Lila akan menerimanya tanpa pikir panjang.

Namun ….

“Boleh aku tanya sesuatu?” tanya Lila. Boy mengangguk heran. “Kalau kita berpacaran apa kamu punya rencana untuk serius? Atau cuma main-main aja?”

Lila sudah 26 tahun sedangkan Boy dua tahun lebih tua darinya. Pembicaraan tentang pernikahan sudah tidak bisa dihindari.

“Aku …” Boy ragu sejenak, “aku pengen serius. Aku udah nggak bisa dibilang muda lagi. orangtuaku juga udah mulai desak aku. Kurasa kita bisa pacaran dulu beberapa bulan. Kalau memang cocok, dan kuharap kita cocok, aku ingin menikahimu.”

Lila merasakan semburan kesejukan dalam dirinya. Meski demikian kesejukan itu hanya sesaat karena api dosa di dalam dirinya menyala begitu kuat dan membakar semuanya. Lila tahu dia harus jujur. Sebelum hubungan menjadi terlalu serius dia harus mengungkapkan rahasianya agar tak ada penyesalan ke depan. Dia yakin Boy dapat menerima dirinya.

“Aku dulu bukan cewek baik-baik,” ucap Lila pelan dengan senyum sedih. “Sejujurnya. Waktu kuliah dulu aku pernah jadi cewek panggilan.”

Lila mengakui semuanya. Dia butuh banyak uang untuk kuliahnya dan kebutuhan itu membuatnya memasuki dunia malam. Dia tak bisa memungkiri bawha dia terlena dengan banyaknya uang yang dia dapatkan, tapi dia sudah bersumpah untuk meninggalkan semua itu sejak lulus dari universitad dan mendapat pekerjaan.
Dia tahu dia tak bisa begitu saja kabru dari semua itu dan karenanya dia memilih jujur. Dia yakin kejujuran adalah jalan terbaik.

Namun yang dia dapat adalah tatapan jijik dari Boy. Boy tidak mengatakan apa-apa, dia berbalik dan pergi begitu saja meninggalkan Lila. Dengan kekecewaan yang teramat sangat Lila harus menelan air matanya sendiri. Sakit memang, tapi itulah konsekuensi dari perbuatannya di masa lalu.

Namun ternyata semua tak selesai di situ. Dalam satu malam seluruh kantor sudah mengetahui masa lalu Lila. Tanpa dia duga Boy ternyata menyebarkan apa yang dia ungkapkan pada semua orang yang dia kenal. Sekarang semua orang sudah mengetahui apa yang hendak Lila kubur.

Pandangan orang-orang di kantor, pesan anonim yang menggodanya, hingga cemohan yang datang secara langsung dan tak langsung membuat Lila tenggelam dalam kegelapan. Tak lama setelah itu dia berhenti datang ke tempat kerja dan tak lama kemudian dia pindah dari kontrakannya. Tak ada yang tahu ke mana dia pergi. Dia memotong kontak dengan semua orang.

Kehidupan sosialnya sudah hancur dan itu semua terjadi karena dia bersikap jujur.

***


Tak ada apa pun yang berubah dalam hidup Boy sejak saat itu. Hidupnya tetap berjalan damai dengan atau tanpa Lila. Dia mendapat pacar, promosi, dan juga mobil baru. Hidupnya tak kekurangan apa pun. Apa pun, kecuali kejujuran.

“Sayang, kamu mau nikahin aku kan?”

Pertanyaan dari pacarnya membuat Boy menutup mulut. Hari ini dia berhasil membujuk pacarnya untuk menginap dan melakukan sesuatu yang sebenarnya tak ingin pacarnya lakukan sebelum menikah. Wajar jika pacarnya meminta pertanggungjawaban.

“Ya nggaklah. Aku pacarin kamu buat tubuhmu doang.”

“HAA??!!”

Butuh satu detik bagi Boy untuk sadar atas apa yang dia ucapkan. Dia tak terpikir untuk mengatakan itu. Bukan itu yang harusnya keluar.

“Nggak nggak! Nggak—mungkin aku nikahin kamu.”

Apa yang hendak Boy ucapkan adalah ‘Nggak mungkin aku ninggalin kamu,’ tapi untuk suatu alasan mulutnya berkata lain.
Malam itu menjadi tragedi pertama yang mengawali kejatuhan Boy. Pacarnya yang sekaligus pegawai dari perusahaan investor membeberkan semua yang Boy katakan pada teman-temannya. Reputasi Boy anjlok seketika dan hubungan mereka dengan perusahaan investor pun memburuk. Boy langsung dipanggil oleh Bosnya.

“Rumor-rumor itu … benar kamu ngomong begitu?”

“Benar Pak.”

Boy langsung memukul mulutnya sendiri. Bukan itu yang hendak dia katakan. Dia harusnya berkata tidak. Bosnya sendiri merasa heran dengan ucapannya.

“Kamu tolol atau gimana sih? Walaupun itu benar, kamu harusnya bohong aja. Sekarang mau diapakan hubungan kerja sama kita sama mereka?”

“Saya minta maaf Pak. Saya pasti cari cara buat perbaikin ini semua,” pinta Boy memelas.

“Gimana caranya? Kamu mau nikahin pacarmu itu?”

“Nggak mau.”

Sekali lagi Bosnya kehabisan kata-kata.

“Kamu emang tolol ya? Atau kamu pikir saya ini bahan lawakan.”

“Iya.”

Tak sampai 5 detik kemudian Boy pun kehilangan pekerjaannya.

Boy masih tidak mengerti apa yang salah. Dia berdiri di depan cermin dan mengamati wajahnya. Tak ada yang berubah. Dia sama sekali tak melihat apa yang salah dengan dirinya.

“Aku ganteng,” ucapnya pelan.

Dan kemudian dia menyentuh bibirnya. Ada yang salah di situ. Suara yang dia keluarkan berbeda dengan yang dia pikirkan. Padahal dia ingin mengatakan, “Aku jelek.”

“Kenapa … aku tak bisa berbohong?”

***


Hidup Boy perlahan-lahan berubah. Dia lebih banyak menutup mulut sekarang. Dia mencoba mencari pekerjaan baru, tapi kemampuannya bersilat lidah malah berbalik menyerang dirinya sendiri. Bahkan kebohongan-kebohongan tipis seperti ‘Saya seorang pekerja keras’ atau ‘Saya menghormati perusahaan ini’ berubah menjadi ‘Saya seorang pemalas’ dan ‘Perusahaan ini pilihan keenam saya.’

Kejujuran yang dia ucapkan membuat hidupnya terus menerus memburuk. Semakin dia jujur semakin orang-orang menjauhinya. Akhirnya, Boy pun berhenti berbicara. Pada teman, pada keluarga, pada orang asing, dia memilih untuk tetap diam sampai-sampai orang-orang mulai mengira dia bisu.

Bangun, makan, tidur, diam. Boy merasa suaranya akan benar-benar hilang saking jarangnya digunakan. Kira-kira kenapa semua ini menimpanya? Mengapa kejujuran malah menyakitinya separah ini? Kenapa kejujuran menjadi sebuah kutukan? Apa yang salah dari berkata jujur?

Dan seketika dia mengingat seorang wanita dari masa lalunya. Seorang wanita yang sudah jujur dengan masa lalunya, tapi Boy membalasnya dengan menghancurkan kehidupan wanita itu.

Boy merasakan sel-sel tubuhnya terkejut dan langsung bangkit berdiri. Itu dia! Sebuah kutukan hanya bisa hilang dengan permintaan maaf.

Butuh satu bulan penuh bagi Boy untuk menemukan keberadaan Lila. Sejak kejadian itu Lila ternyata pindah ke sebuah kecamatan kecil tempat kelahiran ibunya, jauh dari orang-orang yang mengetahui masa lalunya. Saat melihatnya, Boy nyaris tak mengenali wanita cantik periang yang dulu dia kenal.

“Aku minta maaf,” ucapnya setulus dan sejujur-jujurnya. “Aku nggak harusnya ngelakuin itu. Aku tahu aku salah. kumohon, tolong maafkan aku.”

Ekspresi Lila seperti melihat sesosok hantu. Sosok dari masa lalunya yang terus menghantuinya. Bahkan sampai sekarang Lila tak bisa melupakan apa yang sudah pria itu lakukan padanya.

“Nggak.” Jawaban singkat Lila mengirim hawa dingin ke tulang belakang Boy. “Aku nggak akan pernah maafin kamu.”

Boy merasa atap langit runtuh dan menimpanya. Dia bersujud, memohon, tapi Lila tak bergeming. Tak lama kemudian Boy mulai berteriak. Tindakannya mulai menarik perhatian sekitar, tapi Lila tetap tidak peduli. Rupanya permintaan maaf paling tulus pun tak sanggup mengobati rasa sakit hati seorang wanita.

Akhirnya Boy pun dipaksa pergi oleh satpam karena dianggap membuat warga resah. Boy pun terlunta tak berdaya dengan semangat hidup yang sudah padam. Selesai sudah. Lila tak mau memaafkannya. Boy akan hidup dengan kutukan ini selamanya. Kalau memang begitu lebih baik dia mati saja.

“Oi! Kalau jalan pakai mata! Punya otak nggak Lu?!”

“Punya,” jawab Boy asal saja saat menabrak beberapa orang bertampang tak ramah. Mereka tampaknya tak senang dengan jawaban yang bukan permintaan maaf itu.

“Kau nyari mati ya?!”

“Iya.”

Entah itu jujur atau tidak, Boy sudah tidak tahu lagi. Mereka menariknya ke gang gelap dan Boy tak pernah keluar dari sana. Kejujuran sudah memberinya apa yang dia harapkan.

***TAMAT***
diaveloAvatar border
viensiAvatar border
jenggalasunyiAvatar border
jenggalasunyi dan 6 lainnya memberi reputasi
7
848
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan