ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Short Story #15 : Jin Lampu


“Selamat, Manusia. Karena kau sudah membebaskanku aku akan memberimu tiga permintaan.”

Jin itu muncul begitu saja di hadapan Hermione. Jin itu berwarna biru agak transparan dan melayang 30 senti di atas tanah. Meskipun melihat sosok yang mirip hantu, Hermione tak menunjukkan reaksi apa pun.

“Apa kau bisa membuatku bahagia?” tanya Hermione. Pertanyaan sederhana yang membuat jin itu heran.

“Membuatmu bahagia? Tentu saja. Memangnya apa yang membuatmu bahagia? Harta berlimpah? Makanan paling enak? Atau pria tampan yang akan menemanimu selamanya? Aku bisa mewujudkan ketiganya.”

“Aku … aku tidak tahu.”

“Kau tidak tahu?”

“Entahlah. Aku tak pernah merasa bahagia sebelumnya.”

Jin itu memilin janggutnya kebingungan. Dalam dunia jin, semua jin yang melanggar peraturan akan disegel di suatu benda dan mereka harus mengabulkan tiga permintaan orang yang membebaskan mereka. Jin membenci manusia dan karenanya mengabulkan permintaan manusia adalah sebuah hukuman berat. Namun, Jin merasa kebingungan dengan perempuan di depannya.

“Kau tak pernah merasa bahagia jadi kau ingin bahagia, betul?” Hermione mengangguk. “Tapi kalau aku tak tahu apa yang membuatmu bahagia bagaimana caranya aku bisa mengabulkan permintaanmu?”

Hermione ikut kebingungan. Melihat ini Jin mengambil inisiatif untuk bertanya karena kalau tidak dia tak akan bisa kembali ke dunia jin.

“Apa makanan favoritmu, Nak? Aku bisa memberikannya padamu.”

“Masakan Ibu,” jawab Hermione polos.

“Dan seperti apa masakan ibumu?”

“Biasanya ibuku memberiku nasi dan garam.”

Sekali lagi Jin terdiam. Dia masih merasa bingung, tapi dia terus mengingatkan dir sendiri bahwa apa pun yang manusia itu inginkan bukanlah urusannya. Akhirnya dia pun menjentikkan jari dan sepiring nasi beserta garam muncul di hadapan Hermione.

Hermione memakannya dan senyuman tipis pun tercipta di bibirnya.

“Memangnya di mana ibumu sekarang, Nak?” tanya Jin.

“Aku tidak tahu,” Hermione menggeleng. “Waktu aku bangun Ibu sudah tidak ada. Sudah lama aku tak melihat Ibu.”

“Apa kau mau ibumu kembali? Itu akan membuatmu bahagia.”

“Aku ingin, tapi kalau Ibu kembali dia akan memukuliku lagi.”

Lagi-lagi Jin terdiam. Dia tak ingin ikut campur urusan manusia, tapi tak bisa dipungkiri dia sudah merasa bersimpati pada anak di hadapannya.

“Kau punya hidup yang sulit, Nak. Kau bahkan tak tahu apa yang bisa membuatmu bahagia. Bagaimana kalau aku ubah sifat ibumu menjadi orang penyayang yang tak akan pernah meninggalkanmu? Apa kau akan bahagia?”

“Aku … aku tidak tahu,” jawab Hermione. Kepalanya menunduk penuh dilema. “Aku ingin Ibu menyayangiku, tapi kalau Ibu tiba-tiba jadi penyayang aku pasti merasa itu palsu dan akhirnya akan sedih. Apa gunanya kalau Ibu menyayangiku tapi aku tak bisa menyayanginya?”

Tidak pernah dalam imajinasi terliarnya Jin mengharapkan seorang anak kecil memiliki kebijaksanaan seperti itu. sekarang dia benar-benar tak tahu apa yang harus dia lakukan untuk membuat Hermione bahagia.

“Lalu bagaimana dengan ayahmu? Apa kau tidak bahagia bersama ayahmu?”

“Ayah sangat sibuk. Dia pergi bekerja sebelum aku bangun dan baru pulang saat aku sudah tidur. Hanya ada kami berdua di rumah. Sebenarnya aku ingin ayah bisa lebih banyak beristirahat dan bermain denganku.”

“Ayahmu bekerja untuk kebutuhan kalian. Ya, itu dia,” Jin mengangguk girang. “Kalau kalian punya lebih banyak uang ayahmu bisa berhenti kerja dan menghabiskan waktu denganmu. Apa kau mau meminta uang?”

“Jangan!” tolak Hermione. Lag-lagi Jin keheranan. “Kalau kami punya banyak uang orang-orang jahat itu akan datang dan meminta uang lagi. Ibu selalu marah pada Ayah karena memberi uang pada mereka. Ayahku orang yang baik, aku tak mau dia disakiti lagi.”

Jin itu kembali merenung. Untuk seorang anak kecil memahami masalah orang dewasa dan cukup bijak untuk menolak uang, Jin merasa manusia di hadapannya jauh lebih pantas mendapat seluruh kebahagiaan di dunia dibanding siapa pun.

Namun, apa yang bisa dia lakukan? Dia tak bisa mewujudkan keinginan yang tak diminta. Apa yang bisa dia lakukan untuk membuat hidup gadis kecil di depannya menjadi sedikit lebih baik?

“Kau mendapatkan rasa hormatku, Nak,” ucap Jin sembari membungkuk pada Hermione. “Aku tak tahu apa itu kebahagiaan. Kebanyakan orang selalu meminta uang dan kekuasaan, tapi apakah itu sama artinya dengan bahagia? Harta, tahta, keluarga, aku tak tahu mana yang bisa membuatmu bahagia. Jadi, aku tak akan melakukan apa-apa. Aku akan memberimu waktu. Saat kau sudah lebih dewasa, aku akan kembali muncul dan mengabulkan dua permintaanmu yang tersisa. Bagaimana?”

“Bisa aku minta satu permintaan sekarang?” tanya Hermione.

“Katakan saja, Nak. Katakan saja.”

“Aku berharap orang-orang jadi lebih baik pada satu sama lain. Tidak memukul, tidak terlalu serakah, dan … lebih banyak tersenyum.”

Jin itu tersenyum dan menjentikkan jarinya.
Entah permintaan seperti apa yang akan Hermione buat di masa depan, tapi Jin tahu bahwa Hermione akan baik-baik saja. Bahkan tanpa bantuan Jin pun dia akan menemukan kebahagiaannya.

***TAMAT***
Titikhitam198Avatar border
pfuadahAvatar border
aryeprakoso5768Avatar border
aryeprakoso5768 dan 7 lainnya memberi reputasi
6
859
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan