ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Short Story #20 : I Just Hate Monday


Terkadang aku heran kenapa sekolah diciptakan. Pendidikan? Sosialisasi? Alasan itu terdengar terlalu indah dan terlalu dibuat-buat. Kenyataannya, sekolah adalah tempat penyaringan manusia pertama yang harus dilewati semua orang.

Di sini manusia akan mulai mencari kelompok demi melindungi diri mereka sendiri. Mereka yang tak mendapat kelompok secara alami tersingkirkan dan dinilai tak layak untuk masyarakat. Tak salah untuk menyebut sekolah sebagai sarang serigala. Serigala yang tertinggal dan sendirian akan dikorbankan untuk mati.

Sekolah juga tak ubahnya sarang pembuangan. Kumpulan orang dewasa yang gagal meraih impian mereka berkumpul dan melindungi diri di balik status Pahlawan Tanpa Tanda Jasa meski kenyataannya mereka hanya ingin pekerjaan yang mudah dan aman. Bagaimana bisa orang-orang semacam itu diharapkan membimbing anak-anak yang tak tahu apa-apa?

Ada Pak Denis si guru BK. Hobinya adalah berdiri di gerbang masuk dan memotong rambut semua siswa yang dia rasa terlalu panjang. Peraturan? Tak ada yang seperti itu. Dia melakukan itu atas dasar sakit hati karena rambutnya yang tak lagi tumbuh.

Ada juga Bu Sinta yang jarang sekali masuk dan mengajar. Dia hanya menyuruh murid untuk merangkum buku paket dan mengerjakan soal di dalamnya lalu murid-murid akan bertukar buku catatan dan mengoreksi jawaban masing-masing. Ketua kelas akan mencatat nilai dan menyetorkannya pada Bu Sinta. Jujur, aku iri pada mudahnya pekerjaannya.

Tak lupa juga Pak Jerry si guru olahraga berperut buncit. Dia mewajibkan semua siswa untuk les berenang di kolam renang milik temannya yang mana dia mendapat bagian untuk setiap tiket masuk yang kami bayar saat ke sana.

Guru-guru brengsek itu menghasilkan murid-murid yang brengsek pula.

Ada Rita yang merasa dirinya ratu di sekolah ini. Saat dia berjalan murid-murid lain harus membuka jalan untuknya. Siapa pun yang berani terlibat konflik dengannya akan langsung menjadi korban bully semua perempuan di sekolah. Jangan kaget jika laci meja atau tasmu tiba-tiba berisi binatang mati.

Ada Robi yang merasa dirinya pria paling populer sejagat raya meski kenyataannya dia cuma pecundang dengan inferiority complexterburuk. Dia akan merundung siapa pun yang sedikit lebih berprestasi dibanding dirinya. Orang yang pintar, yang jago main basket, dan juga yang lebih kaya. Berkatnya, tak ada siapa pun yang berani menyombong. Robi juga tergila-gila pada Rita dan itu malah membuat Rita makin besar kepala.

Dan si Bos Besar, Kevin. Dia adalah anak pejabat yang mana otomatis membuatnya berada di hirarki tertinggi. Cuma dia yang tak berani disentuh oleh Rita dan Robi, bahkan guru-guru ikut menjilatinya. Dia adalah yang paling menjijikkan di antara semua orang buangan di tempat sampah bernama sekolah. Melihat semua orang mendekat dan memperlakukannya seperti raja, melihat matanya yang memandang rendah semua orang, melihatnya yang tersenyum sembari mengeluarkan uang untuk siapa pun yang mau menjadi alas kakinya, semua membuatku muak.

Kadang aku bertanya, apa sebenarnya alasan sekolah diciptakan. Setelah merasakannya sendiri aku sadar kalau sekolah cuma miniatur dari kehidupan nyata. Yang kuat akan menindas yang lemah dan kekuasaan datang pada mereka yang punya uang. Sekolah adalah tempat pembuangan dan guru-guru yang mengajar adalah hasil nyata dari kegagalan itu.

Sebuah tempat abu-abu yang dingin dan kejam, itulah sekolah. Jadi, aku mengangkat senapan dan mulai mewarnai semuanya dalam warna merah. Rita, Robi, Kevin, Denis, Sinta, Jerry, tak peduli sebanyak apa uang dan kuasa yang mereka punya semua berteriak dalam nada tinggi yang sama.

Tak ada yang memberi jalan pada Rita, tak ada yang takut berlari lebih cepat dari Robi, tak ada yang sibuk memunguti uang Kevin yang terjatuh. Untuk momen-momen yang singkat, sebuah kesetaraan tercipta dalam lembab dan pekatnya aroma darah.

Saat polisi bertanya mengapa aku melakukan itu semua aku memberi jawaban yang sederhana. Aku tak membenci sekolah. Aku tak membenci guru mana pun. Aku juga tak membenci Rita, Robi, maupun Kevin.

“I just hate Monday.”

***TAMAT***
raysinatriaAvatar border
jenggalasunyiAvatar border
viensiAvatar border
viensi dan 7 lainnya memberi reputasi
6
877
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan